Kata hipnosis berasal dari kata hipnos, yaitu dewa tidur pada mitologi Yunani. Hipnosis adalah ilmunya, dalam kamus psikologi kata hipnosis adalah ilmu atau metode komunikasi dengan dan untuk menjangkau pikiran bawah sadar. Hipnotisme itu sama dengan hipnosis.
Hipnotis itu adalah orang yang melakukan hipnosis, sama seperti orang ahli menyanyi disebut vokalis, ahli gigi disebut dentis, ahli piano disebut pianis. Jadi intinya hipnotis itu adalah orangnya.
Sedangkan hipnoterapi adalah terapi psikologi yang menggunakan metode hipnosis ditambah dengan teknik-teknik atau tool-tool tertentu untuk mengatasi masalah atau kendala psikologi dari seseorang (client).
Kelihatankan sekarang perbedaannya. Hipnosis itu ilmunya, hipnotis itu pelakunya (orangnya), hipnoterapi itu terapinya. Kalau hypnoterapis itu pasti hipnotis tapi kalau hipnotis belum tentu hipnoterapis (sebutan dari terapis yang melakukan hipnoterapi).. Hipnoterapis pasti bisa melakukan apa yang bisa dilakukan hipnotis, namun hipnotis belum tentu bisa melakukan apa yang hipnoterapis bisa lakukan. Hipnoanestesi adalah salah satu bagian dari hipnoterapi. Dengan hipnoanestesi, proses sunat atau khitan bisa menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan. Anak bisa diberikan sugesti sedang melakukan suatu aktifitas yang merupakan hobi dari anak tersebut, seperti bermain layang2, berenang atau sedang main game ketika menjalani ritual sunat/khitan.
Saat ini masyarakat Indonesia mulai mengenal hipnosis, baik dari pertunjukkan di televisi seperti Romi Rafael maupun tayangan Uya Emang Kuya serta dari pemberitaan di media masa. Seiring dengan semakin gencarnya publikasi, masyarakat juga dihadapkan pada berbagai informasi yang tidak tepat atau bahkan salah mengenai hipnosis dan itu sangat memprihatikan sekali. Beberapa pandangan yang salah tentang hipnosis, yang beredar di masyarakat, antara lain, hipnosis adalah praktek supranatural atau klenik, hipnosis sama dengan gendam atau kejahatan, hipnosis adalah penguasaan pikiran, hipnosis adalah ilmu sesat yang menggunakan kekuatan mahluk halus, hipnosis adalah sama dengan tidur dan kalau di hypnosis itu tidak sadar.
Apakah hipnosis seperti itu? Tentu tidak. Pandangan yang salah tentunya akan sangat merugikan masyarakat. Masyarakat yang tidak mengerti hipnosis yang sebenarnya akan menutup diri dan menolak mempelajari hipnosis, dan tentunya tidak akan bisa mendapatkan manfaat luar biasa dari praktek hipnosis.
Kondisi hipnosis sebenarnya identik dengan gelombang otak alfa dan theta. Gelombang alfa berada pada kisaran 8 – 12 Hz dan theta pada 4 – 8 Hz. Saat seseorang berada dalam kondisi trance maka kisaran gelombang otaknya pasti berada di antara alfa dan theta.
Setiap orang dalam satu hari minimal pasti berada dalam kisaran gelombang ini yaitu saat mau tidur dan saat baru bangun tidur. Secara alamiah saat kita mau tidur gelombang otak akan turun dari beta, ke alfa, ke theta, dan akhirnya di delta (tidur pulas tanpa mimpi).
Demikian pula sebaliknya. Saat kita bangun tidur maka gelombang otak akan naik dari delta, ke theta, ke alfa, dan akhirnya di beta atau sadar penuh.
Anda pasti pernah nonton sinetron, bukan? Saat adegan sinetron sedang seru-serunya anda pasti merasa tubuh anda menjadi tegang, napas berubah, dan jantung anda berdebar lebih kencang. Mengapa? Bukankah anda tahu bahwa apa yang sedang anda tonton bukanlah suatu kejadian nyata? Pikiran sadar anda tahu bahwa tayangan sinetron itu bukan sesuatu yang nyata. Namun pikiran bawah sadar anda menerima apa yang anda lihat dan alami sebagai suatu hal yang nyata.
Saat menonton sinetron, perhatian anda sangat terpusat pada apa yang sedang berlangsung di layar sehingga anda tidak mendengar suara-suara lain, misalnya dipsnggil orsng tus anda tapi tidak mendengar, atau suara handphone yang berbunyi. Pada saat ini anda sangat sadar dengan keberadaan diri anda yang sedang menonton sinetron. Semua sensasi perasaan bisa anda rasakan saat menonton tayangan itu, misalnya perasaan sedih, gembira, kecewa, marah, jengkel, atau bahagia merupakan hasil dari kerja pikiran bawah sadar anda. Saat itu anda sebenarnya berada dalam kondisi hipnosis.
Pertanyaan sekarang adalah apakah kita dikendalikan oleh sinetron yang kita tonton itu? Tentu saja tidak! Senetron itu tidak mengendalikan diri anda tetapi mengarahkan pikiran anda dengan alur ceritanya. Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan keadaan hipnosis atau trance.
ā
Catatan :
Hipnosis dapat diterapkan pada mereka yang memenuhi syarat dasar :
1.Bersedia dihipnotis dgn sukarela
2.Memiliki kemampuan utk fokus
3.Memahami komunikasi verbal.
Hal-hal pada diri klien yg dia TIDAK DAPAT menerima hipnosis :
1.Sengaja/tdk sengaja telah menolak
2.Tidak Komunikatif
3.Tidak sanggup fokus/tdk konsentrasi
4.Tidak mampu berimajenasi abstrak.
ā
Sumber : http://deflexiblemovement.com/article/apa-sebenarnya-hipnosis-hipnotis-hipnoterapi